Pada halaman ini akan dibahas mengenai Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.
Banyak sekali perbedaan antara masyarakat yang hidup di daerah pedesaan dengan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan. Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan dapat dilihat dari berbagai aspek. Berikut ini adalah perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan dilihat dari berbagai aspek.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Aspek | Masyarakat Pedesaan | Masyarakat Perkotaan |
Lingkungan Alam | Bergantung pada alam | Tidak bergantung pada subur tidaknya keadaan alam |
Mata Pencaharian | Petani. Nelayan, peternak | Beraneka ragam sesuai dengan keahlian yang dimiliki |
Ukuran Komunitas | Lebih kecil dibandingkan masyarakat kota | Sangat padat dan heterogen |
Stratifikasi Sosial | Dilihat dari kepemilikan tanah dan bangsawan | Dilihat dari ukuran kekayaan, pendidikan, dan status social |
Mobilitas Sosial | Relatif kecil karena bersifat homogen | Dinamis karena masyarakat bersifat heterogen |
Pengawasan Sosial | Berdasarkan kebiasaan, adat istiadat, dan agama | Berdasarkan hukum |
Kepemimpinan | Ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman | Ditentukan oleh sistem hierarki (susunan tingkat pemerintahan) dan birokrasi |
Solidaritas | Sangat tinggi | Berorientasi pada kepentingan material |
Sistem nilai | Memegang teguh nilai agama, etika, dan moral | Cenderung pada nilai ekonomi dan pendidikan |
Berikut adalah alasan mengapa masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan berbeda.
1.Lingkungan Alam dan Mata Pencaharian
Pada umumnya alam didesa masih asri dan banyak lahan yang dapat digunakan untuk pertanian, sehingga mata pencaharian di desa sangat bergantung pada alam. Hal ini berbeda dengan kota yang tidak memiliki lahan untuk pertanian karena difokuskan untuk pembangunan. Sehingga masyarakat kota pada umumnya bermata pencaharian sesuai dengan keahliannya dan tidak bergantung pada alam.
2.Ukuran Komunitas
Kepadatan penduduk di desa tidak sepadat penduduk di kota. Hal ini menyebabkan ukuran komunitas di desa lebih kecil dibandingkan ukuran komunitas di kota. Masyarakat di desa sifatnya homogen sehingga komunitas yang tersedia juga tidak banyak dan gampang dikenali. Berbeda dengan kota yang memiliki banyak kepentingan.
3.Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial didesa lebih didasarkan pada kepemilikan tanah dan bangsawan, berbeda dengan kota yang dilihat dari ukuran kekayaan, pendidikan, dan status sosial.
4.Mobilitas Sosial
Perpindahan kelas sosial masyarakat pedesaan sangat kecil. Hal ini karena masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri persamaan sosial, psikologis, agama, bahasa, adat istiadat, dan perilaku. Sebaliknya, pada masyarakat perkotaan yang majemuk dengan perbedaan ciri-ciri yang mencolok, perpindahan kelas sosial dapat terjadi kapan saja. Laju perekonomian yang cepat dan gaya hidup juga turut memengaruhi perpindahan kelas sosial masyarakat perkotaan.
5.Pengawasan Sosial
Karena masyarakat pedesaan masih berpegang teguh pada adat istiadat maka alat yang digunakan sebagai pengawas sosial adalah adat istiadat. Sebaliknya, di perkotaan sudah ada hukum yang mengatur perilaku masyarakatnya.
6.Kepemimpinan
Masyarakat di desa pada umumnya memilih pemimpin yang sudah teruji kebijaksanaanya, kejujurannya, dan pengalamannya. Sedangkan di kota seseorang dapat menjadi pemimpin apabila telah mencapai puncak yang tinggi dalam suatu lembaga, memiliki modal, dan memiliki kelompok pendukung.
7.Solidaritas dan Sistem Nilai
Masyarakat pedesaan memiliki solidaritas yang tinggi, rasa kebersamaan, rasa simpati, dan menjunjung kepentingan bersama yang dapat dilihat dari budaya gotong royong. Berbeda dengan masyarakat kota yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan materi.
Itu tadi penjelasan mengenai perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Semoga dengan adanya artikel ini menambah ilmu pembaca mengenai kedua sifat masyarakat tersebut.
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini, dan jangan lupa nantikan artikel kami yang menarik dan bermanfaat selanjutnya.
Referensi :
Suparno, N dan T.D Haryo Tamtomo. 2016. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Esis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar